Sabtu, 15 Januari 2011

CC 203

Lokomotif CC203 buatan General Electric dengan seri U20C merupakan pengembangan desain dari lokomotif CC201, yaitu pada bentuk kabin masinis ujung pendek yang aerodinamis, serta diperlebar untuk kenyamanan dan mengurangi penumpang liar.

Lokomotif ini bergandar Co'Co'. Artinya adalah lokomotif dengan dua bogie, di mana setiap bogie mempunyai tiga poros penggerak yang masing-masing digerakkan oleh motor tersendiri.

Yang membedakan adalah lokomotif CC203 menggunakan motor diesel dengan dua tingkat turbocharger sehingga dayanya 2150 HP.

Jumlah lokomotif ini adalah 37 buah di Jawa dan 4 buah di Sumatra Selatan. Lokomotif ini terdapat di :

Dipo Induk No. Lokomotif
Jatinegara CC203 12 - CC203 13, CC203 15, CC203 17 - CC203 26, & CC203 36
Bandung CC203 02 - CC203 11, CC203 27 - CC203 28, & CC203 41
Cirebon CC203 35
Semarang CC203 29 - CC203 30
Yogyakarta CC203 01, CC203 14, & CC203 16
Sidotopo (Surabaya) CC203 37 - CC203 40
Tanjung Karang CC203 31 - CC203 34 (berwarna hijau dan milik PT. TEL)

Sumber tenaga
Diesel elektrik

Perusahaan pembuat General Electric Locomotive Indonesia
Model GE U20C
Tanggal pembuatan 1995-2000
Spesifikasi
Susunan roda AAR C-C
Klasifikasi UIC Co'Co'
Lebar trak 1.067 mm
Panjang 14.135 mm
Lebar 2.642 mm
Berat lokomotif 78 ton
Penggerak utama GE 7FDL-8
Motor traksi 6 buah
Kecepatan maksimum 120 km/jam
Keluaran daya 2150 HP

JENIS LOKO BERDASARKAN RODA
  • 1. kode B artinya lokomotif dengan 2 roda penggerak atau Bo-Bo
Misal Lokomotif Uap Tahun 1898: Seri B Bristol
  • 2. kode C artinya lokomotif dengan 3 roda penggerak atau Co-Co
Misal Lokomotif Uap Tahun 1905: Seri C Birmingham
  • 3. kode BB artinya lokomotif bergandar 2 2 jadi dengan roda penggerakada 4 as roda atau memiliki 8 roda
Misal Lokomotif Uap Tahun 1920: Seri BB Manchester
  • 4. kode CC artinya lokomotif bergandar 3 3 jadi total penggeraknya ada 6 as roda atau memiliki 12 roda .
Misal Lokomotif Uap Tahun 1930: Seri CC Manchester
  • 5. kode D artinya lokomotif bergandar 4 loko jenis ini biasanya hanya memiliki gandar tunggal sehingga total penggeraknya ada 4 as roda dengan jumlah roda 8.
Misal Lokomotif Uap Tahun 1954: Seri D54 Krupp Liepzig

Kamis, 13 Januari 2011




STATION BESAR DI INDONESIA

1. Stasiun Jakarta Kota - diresmikan 1929
2. Stasiun Tanjung Priok - 1914
3. Stasiun Gambir (dulu Weltevreden) - 1914
4. Stasiun Jatinegara (dulu Meester Cornelis)
5. Stasiun Manggarai - 1969
... 6. Stasiun Pasar Senen - 1916
7. Stasiun Bogor - 1880
8. Stasiun Bandung - 1887
9. Stasiun Yogyakarta - 1887
10. Stasiun Solo Balapan - 1876
‎11. Stasiun Semarang Tawang - 1873
12. Stasiun Cirebon - 1920
13. Stasiun Madiun - 1897
14. Stasiun Purwokerto - 1922
15. Stasiun Surabaya Kota - 1878 dan renovasi 1911

Sejarah Kereta Api

Kereta INDONESIAKERETA UAP PERTAMA

Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot membuat kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi. Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum. George Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan balap lokomotif dan digunakan di jalur Liverpool-Manchester. Waktu itu lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi belalang. Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta lebih banyak.

Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan peralatan listrik yang diikuti penemuan motor listrik. Motor listrik kemudian digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api listrik. Kemudian Rudolf Diesel memunculkan kereta api bermesin diesel yang lebih bertenaga dan lebih efisien dibandingkan dengan lokomotif uap. Seiring dengan berkembangnya teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih maju, dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas kecepatan kereta api biasa. Jepang dalam waktu dekade 1960-an mengoperasikan KA Super Ekspress Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya dikembangkan lagi sehingga menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian Perancis mengoperasikan kereta api serupa dengan nama TGV.